Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Minggu, 06 Mei 2012

Potensi diri yang positif


Potensi diri yang positif seperti :
1. Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita yakini kebenarannya dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidup kita.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
3. Keberanian mengambil resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika ada sebab pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi serta mengatasinya dengan baik.
4. Optimis dan kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis, maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para pahlawan telah berjuang merebut ke- merdekaan Indonesia tetapi kita yang harus memper- tahankan dan mengisinya melalui karya yang positif. Bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan tangguh dalam mewujudkan sebuah prestasi. Sebab perlu diingat bahwa Tuhan sendiri tidak akan mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau berubah.
5. Kemandirian dan disiplin murni
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya sekedar patuh terhadap aturan tetapi juga harus terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi.
6. Fisik yang kuat dan sehat
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan berbagai ide jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak akan ada artinya. Untuk itu potensi diri yang positif harus memperhatikan masalah yang satu ini karena sangat penting peranannya. Ingatkah kalian dengan pepatah: “di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore sano)“? Nah potensi diri yang positif adalah yang menjaga kekuatan dan kesehatan fisik.
7. Sikap ksatria
Ksatria adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan jika mengalaminya, serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi lagi perbuatan. Dalam falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar ksatria jika dia dapat“ menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan menyerang tanpa menyakiti .”
8. Terampil dalam menerapkan IPTEK
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatih keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda yang tidak gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia. Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini merupakan peran serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
9. Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa lainnya. Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui) atau to coincide (menyepakati bersama). Sebenarnya dalam berkompetisi tidak ditemukan adanya ajaran yang menjadikan orang lain sebagai objek atau musuh. Jadi kompetitif adalah orang lain dijadikan sebagai mitra dalam mencapai suatu prestasi. Masalah yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to conquer defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena hasil yang dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating). Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang bertentangan dengan logika hidup rasional. Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal jangan menghalalkan segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu mengawasi perilaku umatnya.
Jika harus bersaing seharusnya dimulai dengan langkah sebagai berikut :
a. Berani memulai
b. Fokus pada keunggulan
c. Transformasi energi konkurensi Maksudnya seseorang jika hendak bersaing harus
mempersiapkan ke tiga hal di atas yaitu berani memulai tidak menunda, kemudian memfokuskan pada keunggulan yang dimiliki serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengubah energi persaingan yang bersifat negatif menjadi sesuatu yang positif, supaya terjadi persaingan yang sehat dan mencapai hasil yang optimal.
10. Daya pikir yang kuat
Untuk mencapai keberhasilan, seseorang harus memiliki daya pikir yang kuat dan didukung dengan motivasi yang kuat pula dalam dirinya. Karena hal ini merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas, sebagaimana yang dikemukakan oleh Descartes “Aku berfi kir maka aku ada”. Jika orang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berpikir dengan kuat maka dia akan mampu berprestasi dengan baik.
11. Memiliki bakat
Seseorang yang memiliki bakat yaitu mempunyai potensi yang dimilikinya sungguh beruntung karena akan mudah dalam mewujudkan prestasi dirinya. Untuk itu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. Bakat yang besar tadi harus didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih hebat jika dia memiliki bakat terpendam sebagai potensi dirinya.
Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Mengenali diri sendiri
b. Memposisikan diri
c. Mendobrak diri
d. Aktualisasi diri

Sumber: BSE

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar